Minggu, 29 Juni 2008

Intelektual Publik (1)

SERINGKALI saya meminta para pakar di kampus, atau kaum profesional untuk menulis di media massa. Ada yang menyambut ajakan ini. Namun ada juga yang skeptis.

Nah yang skeptis ini biasanya bertanya:

1.”Berapa sih honornya?”

Ketika saya ceritakan bahwa menulis di media massa memang ada honornya, akan tetapi jangan berharap bahwa honor ini akan besar. Mendengar penjelasan ini, tidak sedikit yang menolak.

2. “Ah menulis di koran itu bobot akademisnya (KUM) kecil.

3. “Menulis di koran itu membuang-buang waktu, dan tidak bergengsi dibandingkan menulis di jurnal ilmiah.”

Betul, menulis di koran itu tidak bisa memenuhui ketiga hal di atas, karena memang ketiga hal di atas bukan tujuan utama penulisan artikel opini.

Menulis opini adalah bagian dari menulis populer. Seseorang bisa menulis populer dengan menulis buku populer, atau menulis di media massa.

Menulios populer adalah sarana seseorang untuk menjadi intelektual publik. Inilah filosofi dasar itu!***(bersambung...)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

oooo... iya juga ya.. baru kepikiran.. seperti itu toh maksudnya dengan intelektual publik.. saya perhatikan dari awal saja deh.. :D takut melakukan kecerobohan berulang.